Analisa Fundamental Saham Praktis Dan Teoritis secara dasar terbagi dengan beberapa poin yang bisa dijadikan tahap pembelajaran.
Ketika mencari referensi dari berbagai sumber, bisa saja diberikan tahap demi tahap beberapa hal yang perlu diperhitungkan.
Dan disini, kami mempunyai dasar untuk menjabarkan beberapa poin tersebut untuk bisa mengenal beberapa jenis Analisa Fundamental Saham.
Dua poin yang terpecah ialah Analisa fundamental Saham Praktis dan Teoritis. Untuk lebih jelasnya, bisa disimak pada rangkuman yang sudah kami bahas berikut.
Analisa Fundamental Saham Praktis Dan Teoritis
Sebelumnya, kita harus paham apa itu Analisa Fundamental Saham, Bisa juga dipelajari dari postingan sebelumnya terkait Pengertian Analisis Fundamental Saham.
Sedangkan untuk analisa sendiri, bisa dilakukan dengan peninjauan secara praktis dan teoritis. Seperti halnya EPS, pendapatan, laba operasi, ROE, dan DER. Dengan demikian, akhirnya bisa diestimasi nilai faktor-faktor lainnya.
Analisa Fundamental Saham Secara Praktis
Untuk melakukan praktek, setidaknya ada lima faktor utama (mayor factor) yang sangat penting. Tujuannya ialah untuk mengidentifikasi jenis saham yang mempunyai kinerja keuangan yang baik.
Terlepas dari itu, bisa dilihat peluang besar untuk peningkatan harga di masa yang akan datang. Tips ini dilakukan dengan membedah isi pada laporan keuangan.
Selama mempelajari laporan keuangan, setidaknya menggunakan laporan minimal 3 tahun berturut-turut.
Lima poin pada mayor factor terbagi pada EPS, Pertumbuhan Pendapatan, Laba operasi, ROE, dan juga DER.
1. Pertumbuhan EPS (Earning Per Share)
EPS atau laba per lembar saham, pada dasarnya mempunyai nilai yang tidak begitu penting, namun yang diutamakan ialah berapa jumlah kenaikan dari EPS tersebut ketika dibanding dengan periode sebelumnya.
Sebagai contoh ialah EPS di tahun 2015 Rp 150, tahun 2016 Rp 250, maka di tahun 2016 perusahaan tersebut mencapai pertumbuhan EPS dengan kenaikan : (250 – 150) / 150 = 67%.
2. Pertumbuhan Pendapatan
Hampir serupa dengan EPS, tingkat pendapatan pun tidak begitu penting. Pasalnya pendapatan bisa berapa saja, melainkan yang terpenting ialah kenaikan pendapatannya. Perhitungan yang dilakukan sama dengan EPS.
3. Pertumbuhan Laba Operasi
Pertumbuhan ini cukup penting supaya bisa mengetahui tingkat EPS merupakan kontribusi dari operasional perusahaan, dan bukan dari pendapatan yang lain.
Pada sebuah perusahaan bisa saja operasional inti mengalami rugi, lantaran perusahaan juga menjual aset, maka EPS terhitung naik. Hal ini tentu tidak baik lantaran besarnya EPS bukan berasa dari bisnis inti.
4. ROE (Return On Equity)
ROE atau Rasio tingkat laba dibanding dengan besar modal, bisa dijadukan estimasi pada kenaikan EPS yang fantastis.
Sebagai contoh, ketika EPS naik 1000%, tidak bisa dijadikan ukuran bahwa kinerja perusahaan tersebut baik. Maka perlu juga di uji apakah kenaikan EPS yang fantastis tersebut signifikan bagi modal perusahaan.
5. DER (Dept to Equity Ratio )
DER atau rasio besarnya hutang terhadap modal, perlu dipelajari untuk mengatahui historis hutang pihak perusahaan terkait. Seperti halnya alasan ekspansi usaha untuk memperoleh modal tambahan.
Untuk modal tambahan ini, umumnya perusahaan akan menerbitkan saham baru, atau bisa dengan berhutang.
Ketika menerbitkan saham baru, maka manajemen tidak mempunyai biaya selain biaya fee untuk menerbitkan saham tersebut.
Dan pada saat berhutang, maka akan dikenakan biaya rutin berupa bunga yang harus dibayar. Semakin tinggi rasio hutang terhadap modal, maka akan menjadikan perusahaan semakin berat untuk membayar besaran bunga.
Analisa Fundamental Saham Secara Teoritis
Dimaksud pada analisis ini ialah dilakukan secara teori. Tujuannya ialah untuk memperkirakan harga saham di masa yang akan datang.
Beberapa hal yang menjadi poin pendukung untuk analisa ini ialah dengan :
Melakukan estimasi nilai faktor fundamental yang ikut berpengaruh pada harga sama di masa yang akan datang.
Menerapkan hubungan variable, sehingga bisa ditaksir berapa kisaran harga saham.
Dipelajari lebih jauh, cara ini sering juga disebut dengan share price forecasting model, serta umumdipakai dalam beberapa pelatihan analisis sekuritas.
Untuk membuat model peramalam saham, langkah yang sangat penting dilakukan ialah mengidentifikasi beberapa faktor fundamental, seperti : pendapatan, pertumbuhan pendapatan, biaya, kebijakan dividen, dan lain-lainnya.
Demikian dari kami, salam sukes investasi.