Mengenal Berbagai Istilah dalam Fundamental Saham yang Penting untuk Dipahami
Belakangan ini, masyarakat mulai banyak yang tertarik menjadi investor dan menempatkan uangnya dalam bentuk saham guna investasi masa depan. Jika anda merupakan salah satunya dan masih baru dalam dunia persahaman, maka mengenali investatasi saham dan berbagai istilah dalam fundamental saham menjadi salah satu langkah penting untuk dilakukan di awal.
Apa Itu Analisa Fundamental Saham ?
Sebelum mengenal berbagai istilah yang ada dan langsung terjun pada dunia persahaman ini, tentu anda wajib untuk mengetahui apa sebenarnya analisa fundamental saham itu sendiri. Secara umum, analisa fundamental saham ini merupakan bagaimana mendapatkan informasi terkait berbagai hal yang berkenaan dengan perusahaan pemilik saham.
Pasalnya, harga masing masing saham ditentukan oleh kinerja dari perusahaan atau emiten yang mengeluarkannya. Dan di dalam analisa fundamental ini, akan dibutuhkan hal hal dasar dari perusahaan terkait. Selain itu, akan dilihat pula prospek saham, industri, serta situasi ekonomi makro dalam analisis tersebut.
Istilah Istilah Penting pada Fundamental Saham
1. EPS atau Earning per Share
Dalam bahasa Indonesia, Earning per Share atau EPS dapat diartikan sebagai laba bersih per saham. Istilah dalam fundamental saham satu ini merupakan hasil pembagian antara laba bersih yang dimiliki perusahaan, dengan jumlah saham yang beredar pada suatu emiten. Semakin tinggi nilai EPS yang ada maka semakin bagus kondisi perusahaan, sehingga sahamnya boleh dikoleksi.
Lalu bagaimana mencari nilai EPS suatu perusahaan ? Caranya cukup mudah, anda hanya perlu masuk ke laman Bursa Efek Indonesia yang menyampaikan berbagai informasi emiten. Masuk ke kanal perusahaan tercatat dan cari Laporan Keuangan dan Tahunan. Pada laporan keuangan tersebut, anda bisa langsung melihat laba bersih perusahaan terkait.
2. PBV atau Price to Book Value
Price to Book Value merupakan rasio yang menggambarkan seberapa besar pasar menilai harga dari sebuah perusahaan, apabila dibandingkan terhadap kekayaan bersihnya. Atau bisa juga diartikan sebagai rasio perbandingan harga pasar dengan book value perusahaan. Dimana book value di sini yaitu hasil pembagian ekuitas dengan jumlah saham yang beredar.
Bagi seorang investor, penting untuk memahami istilah dalam fundamental saham satu ini. Karena dengan PBV, para investor bisa menilai apakah suatu saham tertentu sedang dijual dengan harga murah atau mahal. Apabila PVB rendah, maka saham berarti sedang murah dan sebaliknya jika PBV tinggi maka harga saham dapat dikatakan sedang dijual mahal.
3. PER atau Price to Earning Ratio
Rasio satu ini memiliki fungsi untuk menggambarkan seberapa tinggi harga dari suatu saham, apabila dibandingkan terhadap laba yang dihasilkan dari per lembar saham. Untuk PER, semakin kecil rasionya maka itu berarti semakin bagus. Jika dirumuskan, PER sama dengan saham dibagi laba per lembar saham atau EPS.
Rumus tersebut dapat digunakan untuk menghitung jangka waktu yang diperlukan oleh perusahaan, untuk mengembalikan modal yang digunakan membeli saham. Sebagai contoh, PT. A memiliki saham yang harganya Rp. 100 dan nilai EPS-nya yaitu Rp. 20 per tahun. Maka PER = 100 : 20 = 5, yang berarti perusahaan membutuhkan waktu sekitar 5 tahun untuk mengembalikan modal.
Kendati demikian, rumus tersebut hanya bisa digunakan dan berlaku apabila EPS dari perusahaan tidak susut atau tidak tumbuh dalam jangka lima tahun tersebut. Oleh karena itu, cara penghitungan PER tidak bisa dilakukan hanya dari satu sudut pandang saja. Melainkan bisa juga dilakukan dengan cara membagi harga saham yang ada dengan estimasi EPS di masa depan.
4. DER atau Debt to Equity Ratio
Istilah dalam fundamental saham berikutnya yang penting untuk dipahami yaitu Debt to Equity Ratio, atau dalam bahasa Indonesianya disebut rasio utang terhadap ekuitas. Untuk rasio satu ini dapat digunakan sebagai cara menghitung kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi semua utang utangnya.
Ketentuannya adalah jika DER > 1, maka ini berarti utang perusahaan jauh lebih banyak dibandingkan modal. Sementara DER < 1 berarti utang jauh lebih kecil dari modal, dengan kata lain perusahaan sedang dalam kondisi keuangan yang sehat. Lalu untuk DER yang bernilai negatif sebaiknya segera anda tinggalkan saja.
5. ROE atau Return on Equity
Secara sederhana, ROE diartikan sebagai laba terhadap modal itu sendiri. Biasanya, para investor menggunakan rasio tersebut untuk menilai seberapa efisien suatu perusahaan dijalankan. Untuk melihat ROE bagus atau tidak, maka anda perlu membandingkannya dengan perusahaan lain yang sejenis atau bandingkan ROE dari perusahaan itu sendiri dari waktu ke waktu.
6. DY atau Dividend Yield
DY atau Dividend Yield menjadi salah satu istilah dalam fundamental saham yang juga tidak boleh terlewat untuk anda pahami. DY ini adalah rasio dari dividen jika dibandingkan harga saham. Yang mana dividen merupakan laba emiten yang dibagikan pada para pemegang saham. Semakin kuat persentase DY yang ada, maka membuktikan semakin kuat tingkat kestabilan laba perusahaan.
Itulah beberapa istilah penting yang perlu anda pahami dalam fundamental saham. Dengan mengetahui dan memahami masing masing istilah tersebut pada suatu perusahaan, anda pun bisa menentukan langkah terbaik saat melakukan investasi dan memperoleh profit besar. Namun perlu diketahui bahwa analisa fundamental umumnya bertujuan untuk memperoleh gain jangka panjang.