Time frame saham terkadang menjadi suatu kendala saat kita trading . Pernah kah anda mengalami kasus saat saham di jual malah naik , saat cuan banyak di hold malah turun . Secara jujur semua pasti pernah mengalami nya. Bisa kah kita meminimalkan problematika ini ? Tentu bisa , kuncinya ada di time frame saham .
Setiap kali kita mengambil posisi untuk buy or sell tentunya kita mempunyai indikator andalan kita masing masing. Nah kelemahan kita adalah bila kita cuan lebar dan indikator sudah mengatakan sell kita masih hold dan sebalik nya. He he he he amsiong amsiong dah. Sebaiknya sebelum kita ambil posisi kita harus menentukan terlebih dahulu time frame saham kita , misalkan kita memakai time frame 1 bulan , maka pergerakan saham selama satu bulan yang kita amati dan indikator juga harus kita setting ulang untuk tujuan tersebut, misalkan kita set MA di MA5 ,MA 10 dan MA20 . Kalau time frame saham kita 3 bulan ke atas tentunya ke tiga setting MA tersebut tidak akan banyak membantu kita , karena kita pasti terlambat dalam buy atau sell.
Mari kita perhatikan contoh di bawah ini :
Di atas adalah penggunaan MA 5, MA 10 dan MA 20 , nampak jelas sekali time to buy dan sell nya . Coba perhatikan gambar di bawah ini untuk saham yang sama dengan setting MA yang berbeda yaitu MA 20, MA 50 dan MA 100
Nampak sekali kan perbedaan nya dari setting dengan indikator yang sama , setting waktu berbeda. Jika kita mempunyai time frame pendek atau katakan lah monthly maka kita wajib patuh dengan indikator MA 5,MA 10 dan MA 20 , jika ketiga indikator tersebut sudah mengatakan sell ya sebaiknya kita sell juga , jangan hold biar kita tidak kehilangan floating profit kita . Sedangkan jika time frame saham kita mid to long term bisa menggunakan indikator setting MA 20, MA 50 dan MA 100 , atau bisa juga MA 50 ,MA 100 dan MA 200 .
Salam Sukses Investasi