Analisa fundamental saham UNTR atau United Tractor kali ini kita akan sedikit membahas tentang perusahaan ini , why ? jika kita memperhatikan pergerakan harga saham UNTR ini nampak koreksi yang lumayan dalam , apakah sebuah peluang atau bukan ?.
Jika kita melihat sekilas dari buletin perusahaan ini , UNTR mencatatkan net revenue untuk paruh tahun 2019 ini naik sebesar 11% dari Rp 38.9 T pada tahun 2018 menjadi Rp 43.3 T dengan net income mengalami kenaikan sebesar 2 % dari Rp 5.5 T menjadi Rp 5.6 T hal ini di dukung dari sektor usaha Gold Mining nya dan sedikit dari Construction Machinery dan Construction Industry segmen nya.
Dari Construction Machinery mengalami penurunan dari penjualan Komatsu sebesar 20 % dari 2400 unit menjadi 1917 unit hal ini disebabkan karena lesunya kondisi market terutama di sektor tambang dan plantation meskipun secara keseluruhan tetap menjadi market leader dengan 36% market share , sedangkan penjualan suku cadangnya tidak mengalami perubahan sama sekali dan secara keseluruhan divisi ini mencatatkan penurunan net revenue sebesar 13 % .
Sedangkan dari segmen Mining Contracting ( PT Pamapersada Nusantara atau PAMA dengan anak usaha yang mensupport PT Kalimantan Prima Persada atau KPP ) ) mencatatkan kenaikan penjualan sebesar 11 % dari net revenue mengalami kenaikan sebesar 13 % . Sedangkan dari segmen Gold Mining ( Martabe Gold Mine di Tapanuli selatan dengan cadangan emas sebesar 8.1 juta ons ) mencapai 194 ribu ons emas yang bisa di tambang dengan net revenew sebesar Rp 3.6 T . Dan dari segmen Construction Industry ( PT Acset Indonusa Tbk ( ACSET) mencatatkan penurunan net revenue sebesar 7 % dikarenakan proyek infrastruktur nya yang mendekati tahap penyelesaian akhir. Dimana ACSET sendiri membukukan net loss sebesar Rp 404 M hal ini disebabkan karena beberapa proyek yang mengalami penundaan meskipun ASCET sendiri mendapatkan kontrak baru sebesar Rp 1.4 T hingga pertengahan tahun 2019 ini.
Secara keseluruhan kontribusi terbesar dari Mining Contracting 44 % di ikuti Construction Machinery sebesar 28% , 16% dari Coal Mining , 8 % dari Gold Mining dan 4 % dari Construction Industry.
Pembangkit listrik tenaga batu bara di Jepara yaitu Bhumi Jati Power di mana 25 % saham di kuasai oleh perusahaan , sampai dengan bulan Juni 2019 tahap pembangunan nya sudah mencapai 73 % dan terjadwalkan beroperasi pada tahun 2021
Jika kita perhatikan secara valuasi saham UNTR ini sebagai berikut :
BVPS selalu naik dari tahun ke tahun yang di ikuti oleh Net Asset Value per Share nya meskipun revenue per share nya terkadang jalan di tempat tapi jika kita tarik garis secara keseluruhan tetap mengalami kenaikan.
Jika kita perhatikan nilai PER saat ini adalah 6.86 x terlihat cukup menarik namun anda tidak bisa semerta merta menarik kesimpulan bahwa dengan PER tersebut berarti murah , anda perlu membandingkan dengan PER sektor nya apakah lebih besar atau lebih kecil . Satu hal yang sangat menarik adalah Devidend Yield nya yang sebesar 5.82 % . Untuk perusahaan sebesar United Tractor ini PBVR sebesar 1.32 x masih tergolong cukup menarik ya.
Dari sisi likuidasi nya pun cukup menarik meskipun DER nya berada di level 103.65 % .
Secara fundamental tidak ada yang salah dari perusahaan ini namun kenapa harga saham nya mengalami koreksi yang begitu dalam ? Kemudian yang menjadi pertanyaan adalah apakah sekarang saat nya buy atau sell ?
Mari kita perhatikan grafik dari saham UNTR ini
Secara teknikal belum ada indikasi untuk beli , RSI masih berada di level jenuh jual atau di bawah 30
dan MACD juga masih blom ada tanda pembalikan arah namun jika anda tipe kolektor silahkan bisa colek dikit dikit sambil menunggu pembalikan arah. Secara 1 tahun sudah minus -36 % so is this opportunity or not you decide .