Cara Mengatasi Saham Nyangkut , selalu menjadi pertanyaan setiap trader dan investor , biasanya solusi yang di ambil ada dua , yaitu CL (cut lost) dan didiemin saja , hayo ngaku 🙂  . Solusi nya sudah kita bahas di artikel sebelumnya di sini . Diantaranya yang kita bahas di artikel sebelumnya cara mengatasi saham nyangkut dengan :
1. Average Down
2. Average Cost
3. Switching ke Emiten Lain
Pada kesempatan kali ini saya akan membahas secara lebih detail tentang aplikasi langsung metode average cost ini.
Ada persyaratan penting jika kita mau melakukan average cost , yaitu MACD berada pada posisi DC ( Death Cross ) karena saham akan cenderung turun. Kita akan jual sebagian atau seluruh nya ( saya tidak menganjurkan jual seluruhnya , why ? nanti akan saya jelaskan why ? ) dan kita akan beli kembali saham nya saat MACD sudah mau GC ( Golden Cross ) . Mudah bukan ? Mudaaah….secara teori tapi prakteknya tidak seindah teorinya he he .
Untuk bisa melakukan metode cara mengatasi saham nyangkut dengan average cost ini , kita memang WAJIB untuk DISIPLIN dan ini tidak mudah dilakukan , tidak semua trader maupun investor mampu untuk disiplin karena biasanya tidak sabar untuk menunggu . Menunggu saat MACD nya mau GC , sebab kita tidak pernah tahu kapan mau GC nya , bisa sehari bisa juga berbulan bulan . Makanya saya tidak menganjurkan untuk menjual semua saat DC , kalau anda trader aktif tentunya sangat menyiksa memegang cash selama sebulan tanpa di tradingkan , betul apa betul ? 🙂
Untuk mengatasi hal itu , anda bisa melakukan average cost ini berdasarkan pergerakan saham harian nya dengan memanfaat kan indikator Standard Deviasi atau kalau anda bingung bisa pakai metode hafal harga . Saat menjual tetap sama yaitu saat MACD nya DC akan tetapi instead of buy back saham nya saat mau GC , kita melakukan nya dengan memanfaatkan pergerakan saham harian nya.
Sebagai contoh anda nyangkut di saham perusahaan teh pucuk dengan kode saham PUCK sebanyak 1000 lot di harga 200 rupiah yang artinya modal anda 20 juta rupiah dan harga saham nya sekarang 100 rupiah misalnya . Kalau anda melakukan CL anda akan kehilangan 10 juta modal anda dan kalau anda biarkan saja floating lost anda juga 10 jt.
Dengan metode average cost ini kita akan mengamati pergerakan harga harian saham PUCK setelah MACD nya DC . Sebagai contoh ternyata setelah DC saham nya side way selama 5 hari dengan pergerakan harga 99 – 111 rupiah misalnya . Yang akan kita lakukan adalah kita akan menjual sebagian dari saham PUCK kita , dalam contoh ini kita akan jual 500 lot saham PUCK kita 1 tik di bawah harga maksimum nya , kenapa 1 tik di bawah ? ingat kita dalam proses maintain saham yang sangkut , so 1 tik cuma memastikan bisa terjual saja . Jadi kita akan jual 500 lot di harga 110 rupiah kemudian saat harga turun ke 99 rupiah , kita melakukan buy back lagi 1 tik di atas jadi kita buy back di harga 100 rupiah . Nama keren nya kita haki dan haka . Saat kita menjual kita akan memperoleh cash 5,5 juta dan uang ini kita belikan lagi semua nya di harga 100 rupiah jadi saat kita beli saham nya lagi kita akan memperoleh 550 lot. ( Perhitungan di sini mengabaikan fee jual beli )
Kalau kita malas menghitung , kita bisa juga melakukan jual beli dengan lot yang sama sehingga kita akan memperoleh sisa cash sebesar 500 ribu rupiah , kita akan bandingkan nanti mana yang lebih efektif.
Dalam contoh ini andaikan saham side way selama 5 hari dengan pergerakan harga yang sama , maka setelah 5 hari kita melakukan jual beli di harga yang seperti di atas , di hari ke lima kita akan mempunyai lot saham PUCK sebanyak 1250 lot atau dapat ekstra 250 lot . Dan jika anda melakukan jual beli dengan lot yang sama , maka anda akan mendapatkan ekstra cash sebesar 2,5 juta .
Dari sini anda bisa menghitung berapa harga saham yang di butuh kan untuk dapat balik modal , dengan 1250 lot dan modal 20 juta maka anda akan balik modal saat harga saham PUCK mencapai 160 rupiah , dan jika anda melakukan jual beli dengan lot yang sama berarti anda mempunyai 1000 lot plus 2,5 juta rupiah dengan modal 20 juta maka anda akan balik modal saat harga saham di 175 rupiah . Di sini sudah nampak bedanya ya , mana yang lebih efektif antara jual beli dengan lot yang sama atau jual beli dengan menambah lot.
Jika anda melakukan CL saat harga saham 100 rupiah anda akan kehilangan 10 juta modal , sedangkan jika anda diamkan saja , saat harga saham di 160 rupiah anda ada floating lost 4 juta rupiah dan saat harga saham 175 rupiah anda ada floating lost sebesar 2,5 juta rupiah. Jadi cara mengatasi saham nyangkut dengan average cost ini sangat efektif yaaa.
Last but not least dengan metode ini yang harus anda catat adalah Modal Anda dan jumlah lot anda , lakukan pencatatan secara manual , jangan tergantung pada software dari sekuritas.
Salam Sukses Investasi !