Ketika mencari informasi mengenai Indikator Analisa Teknikal Saham Yang Paling Akurat, mungkin sudah tepat anda membuka artikel kami ini. Pasalnya disini akan dijelaskan secara terperinci tentang apa yang anda cari tersebut.
Nah seperti yang diketahui, indikator pada analisis teknikal, merupakan formula secara matematis dengan fungsi untuk mengetahui bagaimana kondisi pasar.
Terlepas dari itu, anda juga akan terbantu dalam memperoleh sinyal terbaik untuk membeli atau bahkan menjual saham yang anda miliki.
Untuk saat ini, terdapat ratusan atau bahkan ribuan indikator yang sudah beredar. Namun pada setiap indikator, mempunyai karakter dan cara penggunaan yang berbeda.
Sehingga untuk memperoleh perhitungan yang tepat, anda memerlukan bantuan indikator dengan nilai yang akurat. Tujuannya ialah supaya langkah yang anda ambil, tidak meleset atau bahkan bisa dikatakan lebih mengenai sasaran.
Untuk menjawab beberapa pertanyaan sekaligus, dibawah ini kami sudah merangkum beberapa indikator dengan fungsi yang sangat membantu. Bahkan indikator yang kami sebutkan sangat populer dan banyak digunakan oleh para trader di Indonesia.
Indikator Analisa Teknikal Saham Yang Paling Akurat
Apa saja indikator tersebut? Dan bagaimana cara penggunaannya? Jangan khawatir, karena kami akan menjelaskannya untuk anda.
1. Moving Average
Tidak bisa dipungkiri bahwa Moving Average atau yang sering disingkat MA, merupakan jenis indikator yang digunakan oleh mayoritas trader.
Dari begitu banyaknya pengguna, MA ini disebut sebagai indikator sejuta umat. Pasalnya setiap trader pasti mengenal Moving Average.
Hal ini tentu sangat dimaklumkan, pasalnya indikator ini memang paling sederhana jika dibanding dengan indikator analisis teknikal lainnya.
Secara dasar, tools ini mempunyai perhitungan dari pergerakan harga rata-rata pada suatu saham dalam suatu rentang waktu tertentu.
Sebagai contoh, pada waktu 50 hari atau dikenal dengan MA50. Cara menggunakan ialah dengan melihat posisi harga yang dibandingkan dengan MA50. Jika grafik harga memotong MA50 ke atas, maka dianggap sebagai sinyal yang baik untuk membeli saham.
Begitupun sebaliknya, apabila grafik harga memotong MA50 ke bawah, maka bisa dianggap sebagai sinyal untuk harga jual.
2. Stochastic
Tools analisis ini dikembangkan oleh George C. Lane pada akhir tahun 1950-an. Namun Stochastic merupakan indikator yang bisa menunjukkan lokasi dari harga penutupan terkahir. Yakni dibanding dengan range harga terendah ataupun tertinggi selama periode waktu tertentu.
Terdapat tiga macam tipe Stochastic Oscillators, yakni Fast, Slow, dan juga Full. Secara umum, terdapat dua garis di Stochastic, lebih tepatnya %K dan %D.
Untuk sinyal beli dan sinyal jual, bisa anda lihat dari garis %K dan %D tersebut. Apabila %K memotong %D ke atas, maka bisa diartikel sangat baik untuk sinyal beli. Begitupun sebaliknya, jika %K memotong %D ke bawah, maka sangat baik untuk sinyal jual.
3. Relative Strength Index (RSI)
Indikator Relative Strength Index (RSI) bisa dipergunakan untuk melakukan perhitungan dalam memperbandingkan daya tarik kenaikan, dan juga penurunan harga. Sedangkan untuk nilainya berkisar antara 0 hingga 100.
Dengan bantuan RSI, maka anda bisa mengetahu apakah suatu harga sudah overbought atau malah sebaliknya, Oversold.
Jika secara prinsip, penggunaan RSI sangatlah mudah dan sederhana. Ketika RSI mempunyai nilai sangat tinggi atau berada di atas 70, maka berarti kondisi pasar sudah overbought (jenuh beli), sehingga ada potensi untuk turun, dan saat yang tepat untuk jual.
Begitupun sebaliknya, apabila RSI mempunyai nilai sangat rendah atau berada di bawah 30, maka berarti kondisi pasar sudah oversold (jenuh jual), sehingga berpotensi naik yang cukup baik untuk beli.
4. Moving Average Convergence Divergence (MACD)
Tools ini merupakan indikator yang terbilang sangat berguna untuk seorang trader. Khususnya bagi para pemula yang masih berlajar.
MACD mempunyai fungsi untuk menunjukkan trend yang tengah terjadi serta juga bisa memberikan sinyal untuk beli ataupun jual.
Pada indikator MACD, terdapat dua garis yang bisa ditemukan. Yakni signal Line dan MACD Line.
Apabila nilai MACD positif, maka pasar bersifat bullish, disarankan untuk beli. Sedangkan ketika nilai MACD negatif, maka bersifat bearish yang disarankan untuk jual.
Bagaimana? Sederhana bukan? Demikian dari kami, salam sukes investasi.