Value Investor-10 Kali lebih kaya dalam 30 hari dengan 3 kriteria saham ini

Posted on

Value investor Indonesia selamat malam dan apa kabar ? Sudahkah anda menjadi kaya dari value investing ? Jika belum yuk simak kriteria saham apa saja yang wajib anda tahu dalam pemilihan saham untuk dijadikan kendaraan investasi anda.

Sebagai seorang value investor tentunya value adalah hal pertama yang kita cari di dalam dunia investasi apapun investasi nya. Untuk mengetahui value dari suatu saham tentunya kita harus mengetahui cara menghitung valuasi saham atau cara menghitung saham salah harga. Di dalam kehidupan sehari hari sebenarnya kita tidak jauh dari pencari value dari suatu barang lha kok bisa ? Coba saat anda jalan jalan ke mall dan anda melihat ada tulisan Buy 1 get 1 free , atau diskon 75 % plus 5 % , anda pasti auto belok at least mengengok barang apa yang di tawarkan. To be honest disini the best value hunter di mall adalah ibu ibu atau wanita karena memang sudah nature mereka untuk mendeteksi diskon hanya dalam satu detik saja. Sebagai bapak bapak itulah perlunya romantisme saat jalan jalan di mall dengan menggandeng tangan istri anda he he he he ( kalau belok tinggal di gandeng erat ). Kembali ke value atau nilai suatu barang , kita bisa tahu itu mahal atau murah salah satu cara nya adalah karena kita sudah tahu harga normal nya…iya apa iya ? Contoh : Harga sepatu nike type A saat harga normal 1 juta rupiah dan saat ada diskon menjadi 400 ribu rupiah. Tentunya secara otomatis anda bisa tahu kalau itu murah. Tidak jauh berbeda dengan dunia saham , ada suatu masa di mana harga suatu saham tidak sesuai dengan harga yang seharusnya atau dalam kondisi diskon.

Kita akan membedah 3 kriteria penting yang bisa kita jadikan acuan dalam proses pemilihan saham yang akan kita invest atau kita beli saham nya. 3 Kriteria penting tersebut adalah sebagai berikut:

  1. PER atau Price /Earning Ratio

P/E ratio merupakan salah satu cara menghitung valuasi saham secara cepat , apakah mahal atau murah value dari suatu saham. Ada dua perusahaan yang menjual saham nya sebagai berikut , Perusahaan A harga saham nya 300 rupiah dan Perusahaan B harga saham nya 1000 rupiah , jika kita hanya melihat dari harga rupiah nya , tentunya Perusahaan A harganya lebih murah dari Perusahaan B. Apakah benar begitu ? Untuk melihat lebih dalam kita perlu tahu berapa yang masing masing perusahaan itu hasilkan atau berapa Earning per Share atau EPS dari perusahaan tersebut. Perusahaan A ternyata mempunyai earning sebesar 10 rupiah dan Perusahaan B mempunyai earning sebesar 100 rupiah. Jika kita hitung P/E R dari kedua perusahaan terebut adalah sebagai berikut :

Perusahaan A : Harga Saham 300 rupiah per lembar saham nya dengan EPS sebesar 10 rupiah maka P/E R nya adalah 300/ 10 = 30

Perusahaan B : Harga Saham 1000 rupiah per lembar saham nya dengan EPS sebesar 100 rupiah maka P/E R nya adalah 1000/100 = 10

Ternyata harga saham perusahaan B lebih murah dari pada harga saham perusahaan A meskipun secara rupiah nya tidak demikian. Satu hal yang perlu kita ingat dalam menggunakan P/E R sebagai perbandingan antara perusahaan adalah kita harus membandingkan perusahaan perusahaan yang bergerak dalam sektor yang sama , jadi perbandingan nya harus apple to apple. Contohnya kita tidak bisa membandingkan P/E R dari saham BBCA dengan saham UNVR misalnya , jika kita ingin membandingkan ya saham BBCA dengan saham BBRI misalnya , so harus apple to apple. Sebagai acuan suatu perusahaan di katakan murah harga saham nya adalah jika P/E R nya lebih kecil dari 15x . Sebenarnya apa maksud dari saham BBCA dengan PER 28.89 x ( Harga saham BBCA hari ini ada di level 33000 rupiah untuk per lembar saham nya ) ? Jika anda membeli saham BBCA dengan harga 33000 rupiah per lembar saham nya dengan PER 28.89 x , artinya adalah uang anda 33000 rupiah tersebut akan balik modal setelah 28.89 tahun dengan asumsi tidak ada perubahan pada EPS saham BBCA. So semakin kecil angka PER ini akan semakin cepat anda balik modal nya.

Selain membandingkan dengan perusahaan sejenis , kita juga bisa membandingkan dengan mempelajari sejarah P/E dari perusahaan tersebut sehingga bisa kita jadikan sekilas acuan apakah posisi saat ini berada pada P/E yang rendah atau tidak , hal ini untuk memudahkan kita di dalam mengambil keputusan untuk berinvestasi di suatu saham perusahaan. Sebagai contoh sebagai berikut :

Jika kita perhatikan , saat sekarang HMSP mempunyai P/

E sebesar 14.79 x , kita bisa sekilas melihat bahwa kondisi saat ini saham HMSP ini berada pada posisi P/E yang cukup rendah, dengan mendapatkan data sejarah dari P/E suatu perusahaan akan sangat membantu kita di dalam mengambil keputusan.

Apakah P/E yang kecil selalu perusahaannya bagus ? Belum tentu , kita perlu membandingkan lagi dengan perusahaan perusahaan yang sebidang, kita juga perlu mengetahui apakah perusahaan tersebut termasuk growth company atau tidak.Jika termasuk dalam kategori growth company maka P/E yang semisal agak tinggi akan sebanding dengan growth perusahaan tersebut.

2. Price to Book Value

Yang kedua adalah Price to Book Value atau PBV , bagaimana cara menghitung PBV ini ? Rumus PBV atau rumus Price to book value adalah sebagai berikut:

Dari contoh diatas kita bisa menghitung PBV dari saham HMSP sebagai berikut , PBV = 1315 / 282 = 4.66 x . Nilai PBV dari saham HMSP dengan harga 1315 rupiah adalah 4.66 x atau dengan kata lain kita membeli saham HMSP dengan book value 282 rupiah seharga 1315 rupiah . Nilai dari PBV yang kita cari sebagai value investor adalah di bawah satu. Sebagai contoh saham dengan nilai PBV di bawah satu adalah saham BUDI yang pada hari ini ditutup di harga 195 rupiah dan harga book value dari saham BUDI ini di angka 278 rupiah , jadi PBV nya adalah 0.7 x saja. Jika kita analogikan dengan belanja di mall , mana yang anda pilih sepatu A seharga 282 rupiah di jual dengan harga 1315 rupiah atau sepatu B seharga 278 rupiah di jual dengan harga 195 rupiah.

3.PCFR atau Price Cash Flow Ratio

Yang ketiga adalah PCFR atau price cash flow ratio dimana rasio yang satu ini fokus pada cash flow dari suatu perusahaan. Secara sederhana price cash flow ratio ini adalah harga yang anda berani bayar untuk setiap 1 rupiah yang dihasilkan oleh perusahaan. Sebagai contoh kita ambil saham BUDI yang mempunyai PBV 0.7 x dan P/E 7.56 x dengan harga penutupan hari ini di 195 rupiah mempunyai PCFR sebesar 9.49 x . Semakin rendah nilai dari PCFR ini maka akan semakin murah value dari suatu saham. Jika kita mempergunakan acuan 8 x sebagai acuan untuk investasi kita , maka saham BUDI ini termasuk kategori mahal karena berada di angka 9.49 x yang berarti anda berani membayar 1 rupiah yang di hasilkan pleh perusahaan ini dengan harga 9.49 rupiah. Selain menggunakan kriteria tertentu yang dalam contoh di atas adalah 8 x , kita juga bisa membandingkan nilai dari PCFR ini dengan perusahaan yang sejenis untuk melihat apakah angka PCFR tersebut relatif rendah atau tinggi jika di bandingkan dengan perusahaan yang sejenis.

Kita sudah mempelajari ketiga kriteria tersebut diatas dan sekarang bagaimana cara nya untuk menyaring saham saham berdasarkan kriteria tersebut di atas? Salah satu cara yang paling mudah adalah dengan menggunakan fasilitas dari sekuritas yang anda pakai untuk berinvestasi, cara manualnya adalah dengan membaca laporan keuangan perusahaan satu per satu yang tentunya time consuming.

Dalam contoh screening saham di sini kita mempergunakan investing.com , cukup sederhana cara screening nya. Anda cukup masuk kehalaman website nya dan memilih tool kemudian screening saham. Berikutnya tinggal memasukan ketiga kriteria di atas.

Disini kita juga bisa memilih sektor apa yang menjadi minat kita untuk investasi , dalam gambar contoh di atas kita melakukan screening untuk semua sektor. Dalam screening kali ini kita mendapatkan ada 51 buah saham perusahaan yang memenuhi ketiga kriteria tersebut di atas. Jika proses screening saham sudah selesai dan kita sudah menemukan saham yang masuk dalam kriteria yang kita inginkan, langkah berikutnya adalah kita perlu menentukan kapan waktu yang tepat untuk masuk atau membeli saham nya namun jika kita ingin untuk menabung saham , kita bisa menerapkan dollar cost average atau membeli saham yang kita inginkan dalam jumlah rupiah yang sama setiap bulan, sebagai contoh misal anda membeli saham perusahaan A di tanggal 5 Juni 2021 dengan uang satu juta , maka next pembelian nya adalah 5 Juli 2021 sejumlah satu juta rupiah juga.

Memang kita tidak akan mendapat harga termurah tetapi dengan cara ini kita akan mendapatkan harga rata rata suatu saham dalam satu tahun nya. Demikian 3 kriteria yang sangat penting sebagai seorang value investor.

Budayakan like dan share untuk saling membantu belajar melek finansial and follow our instagram @analisafundamental

Salam Sukses Investasi !!